sumber : pexels.com
Bisnis properti masih menjadi bentuk investasi yang menjanjikan. Bisnis keuangan properti diminati sebab memiliki keuntungan yang cukup menjanjikan.Bagaimana tidak, ada empat potensi keuntungan dari bisnisproperti, yaknicapital gain, cashflow (recurringincome), appreciation, dan depreciation.
Namun, sebelum memulai bisnis properti Anda harus mengetahui bagaimana keuangan properti berjalan. Sebab tidak hanya keuntungannya, Anda juga perlu mengetahui biaya yang harus dikeluarkan.
Mengetahui Biaya Keuangan Properti
sumber : pexels.com
Sebelum memutuskan terjun ke investasi properti, pertimbangkan biaya yang harus Anda keluarkan mulai dari perijinan dan pajak. Pertama-tama Biaya Modal (CostofFunds) atau biaya pembelian dan investasi entah berupa tanah dan atau bangunan.
Selanjutnya sebelum membeli properti Anda perlu melakukan pengecekan sertifikat di kantor pertanahan untuk memastikan keamanan tanah. Sering kali tanah murah ternyata bermasalah atau sengketa. Pengecekan sertifikat ini membutuhkan biaya tergantung ketentuan daerah.
Selanjutnya Anda harus mengeluarkan biayaBea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Yakni pajak sejumlah 5% dari selisih harga beli properti dikurangi nilai jual objek pajak tidak kena pajak (NJOPTKP).
sumber : pexels.com
Pengeluaran Anda berkaitan dengan pajak tidak berhenti disini. Masih ada aneka pajak yang harus Anda bayar yakni Pajak penghasilan sebesar 2,5% dari harga jual.Pajak Pertambahan Nilai (PPn) sebesar 10% untuk properti di atas harga Rp36 juta.
Jika properti yang Anda beli dianggap barang mewah atau seharga di atas Rp 5 Miliar dan ketentuan lain akan dikenaiPajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM) sebesar 20%. Satu lagi pajak yang pastinya sudah akrab di telinga, Pajak Bumi Bangunan (PBB) dihitung 0,5% dari Nilai Jual Kena Pajak (NJKP).
Bagaimana sejauh ini tertarik dengan pembiayaan keuangan properti? Tapi masih ada biaya yang harus Anda keluarkan. Anda masih harus mengeluarkan pembiayaan untuk pembuatan Akta Jual Beli (AJB) dengan nilai maksimal 1% dari harga transaksi jual beli.
sumber : pexels.com
Guna memastikan keamanan jual beli Anda, penting pula melakukan kegiatan balik nama. Maka Anda perlu mengeluarkan biaya balik nama dan dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Kegiatan ini biasanya dilakukan pejabat pembuat akta. Anda juga membutuhkan jasa notaris untuk melakukan pengecekan sertifikat, validasi pajak dan lainnya. Artinya Anda membutuhkan pembiayaan untuk notaris.
Biaya lain yang mungkin Anda keluarkan adalah untuk Izin Mendirikan Bangunan (IMB), PPn Kegiatan Membangun Sendiri (PPn KMS).
Jika Anda memilih propertisebagai bisnis bergerak, misalnya rumah kos, guasthouse dan lain sebagainya, maka Anda mengeluarkan biaya bulanan. Seperti biayaair, listrik, telepon, internet, tenaga kerja, keamanan, dan lain-lain.
Strategi Mengelola Bisnis Keuangan Properti
Melihat banyaknya biaya yang harus dikeluarkan untuk menjalan bisnis properti, apa Anda masih yakin menanam investasi bidang properti? Jangan khawatir sebab hingga saat ini bisnis properti masih cukup menjanjikan. Asalkan Anda pandai memilih lokasi sertamengatur keuangan properti Anda.
Perlu dipastikan pertama dalam memilih lokasi properti.Perlu teliti untuk setiap memutuskan investasi mulai dari lokasi, kelengkapan surat dan bukan lahan sengketa. Pengelolaan keuangan selama bisnis berjalan juga penting, memahami akuntansi dan pengalaman bisnis tentu jadi modal baik. Sebab Anda harus dapat mengelola keuangan properti dan memiliki strategi perencanaan keuangan dengan baik.
Jika Anda telah menguasainya atau memiliki tenaga yang mampu mengatur strategi dan mengelola keuangan, jangan takut memulai bisnis properti.